Jumat, 17 Desember 2010

Rabu, 07 Januari 2009 PRINSIP-PRINSIP DASAR GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH

Prinsip-prinsip Dasar Palang Merah disahkan dalam Konferensi Internasional Palang Merah XX di Wina tahun 1965. Teks yang diperbaharui ini tercantum dalam AD & ART Gerakan palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dan telah disahkan dalam konferensi internasional Palang Merah ke XXV di Jenewa tahun 1986. Ketujuh Prinsip ini disahkan dalam MUNAS XIV tahun 1986.

 1. KEMANUSIAAN
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional didirikan berdasarkan memberi pertolongan tanpa membedakan korban yang terluka dalam pertempuran, mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia. Palang Merah membutuhkan saling pengertian, persahabatan, kerjasama, dan perdamaian abadi bagi sesama manusia.
2. KESAMAAN
Gerakan ini tidak membuat perbedaan atas dasar kebangsaan, kesukuan, agama atau pandangan politik. Tujuannya semata-mata mengurangi penderitaan sesama manusia sesuai dengan kebutuhannya dan mendahulukan keadaan yang paling parah.
3. KENETRALAN
Agar senantiasa mendapat kepercayaan dari semua pihak, gerakan ini tidak boleh memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, kesukuan, agama atau ideologi.
4. KEMANDIRIAN
Gerakan ini bersifat mandiri. Perhimpunan nasional disamping membantu pemerintahnya dalam bidang kemanusiaan, juga jarus mentaati peraturan negaranya, harus selalu menjaga otonominya sehingga dapat bertindak sejalan dengan prinsip-prinsip gerakan ini.
5. KESUKARELAAN
Gerakan ini adalah gerakan pemberi bantuan sukarela, yang tidak didasari oleh keinginan untuk mencari keuntungan apapun.
6. KESATUAN
Didalam suatu negara hanya ada satu Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yang terbuka untuk semua orang dan melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah.
7. KESEMESTAAN
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional adalah bersifat semesta. Setiap perhimpunan nasional mempunyai hak dan tanggungjawab yang sama dalam menolong sesama manusia.

TOKOH-TOKOH PALANG MERAH

FLORENCE NIGHTINGANLE (Ibu Perawat Sedunia)

Florence Nightinganle adalah anak dari seorang bangsawan Willian Edward Shore dan isterinya bernama Frances Smith berkebangsaan inggris, lahir tanggal 12 Mei 1920 di Kota Florence Italia. Walaupun berasal dari keluarga bangsawan ia lebih suka bergaul dengan anak-anak rakyat biasa dan suka menolong orang-orang yang tengah berada dalam kesulitan. Didorong oleh kepribadiannya itulah, maka ia memillih pendidikan pada sekolah perawat dan bukan sekolah yang khusus disediakan untuk para bangsawan, perawat masih dianggap pekerjaan yang hina
Pada saat ia mengabdi sebagai perawat di rumah sakit ia mendengar betapa hebatnya penderitaan prajurit di medan perang Krim, berita itu langsung menyentuh hatinya, ia menetapkan untuk pergi ke medan perang untuk merawat prajurit yang terluka.

Pada tanggal 1 Oktober 1854, dengan menumpang kapal laut ia berangkat menuju laut hitam, dan tiba di Scutary. Di Rumah Sakit Scutary inilah ia bersama teman-temannya membantu prajurit yang luka dan sakit walaupun dalam keadaan serba kekurangan. Florence menjalankan tugasnya 24 jam sehari dengan istirahat sebisanya, pada malam hari ia selalu berkeliling memeriksa pasien dengan menenteng lentera ditangannya sehingga ia dikenal dengan julukan “Lady of the Lamp”.
Florence yang setiap saat berada dalam suasana prihatin, ia tidak membiarkan satu orang prajuritpun menghembuskan nafas terakhir tanpa ia saksikan sendiri. Akhirnya peperangan dapat diselesaikan setelah berlangsung lebih dari dua tahun, bulan Juli 1856 angkatan perang Inggris akan ditarik kembali, tetapi Florence belum mau ikut pulang sebelum Rumah Sakit benar-benar kosong dari penderita.Sebagai pahlawan kemanusiaan Florence mendapat berbagai penghargaan dari pemerintah Inggris. Florence meninggal pada tanggal 13 Agustus 1910.
JEAN HENRY DUNANT (Bapak Palang Merah Sedunia)

Jean Henry Dunant lahir pada hari Kamis tanggal 8 Mei 1826, di Ridverdine Genewa Swiss. Ayahnya berna aJean Jacques Dunant seorang anggota Dewan Republik Swiss dan Ibunya bernama Anne Antoniette Colladone keturunan bangsawan Perancis.Terpengaruh oleh pekerjaan ayahnya sebagai ketua yayasan yatim piatu, Henry Dunant memiliki dasar-dasat kepribadian yang halus dan senantiasa menolong mereka yang menderita. Pada usia 18 tahun ia mengikuti Young Men Criton Assocacosution di Perancis sebuah perhimpunan yang bertujuan meringankan penderitaan sesama manusia.
Di Alzazair Henry Dunant membangun usaha perkebunan dan penggilingan gandum, tetapi pada usia 30 tahun, ia dihadapkan pada cobaan dimana usahanya mulai mengalami kesulitan dana. Kesulitan lain yang dialami Dunant ialah karena ia bukan warga Negara Perancis, maka ia tidak begitu saja memperoleh konsensi atas penggunaan air bagi penggilingan gandumnya. Untuk itu, bagi Dunant tidak ada jalan lain kecuali berusaha menemui Napoleon III, yang kebetulan sedang berada di daerah Italia Utara untuk memimpin perang menghadapi Austria.Dengan tekad bulat ia berangkat ke Itali mengikuti angkatan perang Perancis dengan maksud akan lebih mudah bertemu dengan Napoleon III. Namun apa yang dialami Dunant bukannya bertemu dengan Napoleon III untuk kepentingan bisnisnya tetapi ia terperangkap dalam wilayah pertempuran Perancis – Sardinia di Solferino.
Dengan mengesampingkan bisnisnya, Dunant bersama masyarakat setempat melakukan berbagai usaha untuk membantu prajurit yang luka dan sakit. Sepulangnya dari Solferino ia mulai menulis buku, dan buku ini diterbitkan bulan November 1862 yang diberi judul “Un Souvenir de Solferino” atau kenang-kenangan di bukit Solferino. Buku ini tidak hanya memuat tentang betapa hebatnya pertempuran dan penderitaan prajurit kedua pihak yang berperang dan tentang pengalaman Dunant sendiri, tetapi yang lebih penting dari itu adalah ide Henry Dunant yang menyatakan perlunya organisasi-organisasi sukarela yang bersifat internasional dan bebas untuk melakukan kegiatan pemberian bantuan bagi prajurit yang luka dan sakit di medan pertempuran tanpa adanya diskriminasi.
Dalam proses perkembangannya setelah terbentuknya perhimpunan-perhimpunan Palang Merah nama Jean Henry Dunant semakin populer dan mendapat sanjungan dimana-mana. Tetapi sebaliknya bisnis yang ia jalankan hancur dan mengalami kebangkrutan usaha. Rumahnya terjual dan harta miliknya baik di Swiss maupun di luar negeri habis.
Hancurnya bisnis dan habisnya harta Dunant justru karena kegiatannya di bidang kemanusiaan. “Henry Dunant mengalami penderitaan demi penderitaan”. Pada tahun 1867 Napoleon III mengadakan pameran besar di Paris. Dalam rangka pameran tersebut Henry Dunant menerima penghargaan berupa medali emas, dan Dunant diangkat oleh beberapa Negara di Eropa sebagai Ketua Palang Merah. Tahun 1901 Henry Dunant mendapat hadiah Nobel untuk perdamaian dunia. Dunant meninggal dalam usia 82 tahun, pada hari minggu tanggal 30 Oktober 1910 di Desa Appernzeller Heiden dan dimakamkan di Zurich.
RIWAYAT HIDUP ANGGOTA KOMITE LIMA
1. Henry Dufour
Henry Dufour pertama kali memasuki dinas kestentaraan yang akan dijalani seumur hidupnya pada tahun 1810, direkrut sebagai tentara Perancis Lima tahun sebelum Napoleon mangalami kekalahan di Waterloo. Dufour lahir di Costance pada tahun 1787. Ia mengalami luka pada tahun 1813 dan diobati di sebuah tahanan militer Inggris. Insinyur Sipil lulusan Encole Polytechnique Paris ini menghabiskan waktunya untuk membangun rel kereta api, jembatan dan perumahan.Swiss pada waktu itu belum membentuk konfederasi dan Dufour memainkan peran kunci dalam kampanye tentara Swiss untuk berjuang bagi sebuah negara bersatu. Pada tahun 1830, ia mengajukan khusus bagi bendera federal yang kemudian menjadi bendera negara tersebut dan sangat terkenal, Palang putih diatas dasar merah.
Dufour, seorang Jendral menjadi kepala Staff tentara Swiss pada saat huru-hara seperti revolusi, perang kemerdekaan dan guncangan akibat pergantian rezim yang terjadi di seluruh Eropa. Namun ia adalah politisi yang sangat dihirmati. Pada awal tahun 1860-an ia bertemu Henry Dunant dan membantunya untuk mendirikan Palang Merah.
2. Gustave Moynier

Gustave Moynier sangat tertarik dengan bukunya Henrdy Dunant, “A Memory of Solferino”. Dua orang tersebut bertemu dan gabungkan gagasan. Mereka memainkan peran penting dalam pembentukan palang Merah.Moynier lahir pada tahun 1928, lulusan Sarjana Hukum di Jenewa dan Perancis. Menjadi seorang Pilantropis dan pembela hak-hak kemanusiaan dan sosial. Beliau menjadi Presiden dari ICRC sejak awal berdiri selama 46 tahun. Moynier dianggap sebagai arsitek utama organisasi.
Pada tahun 1873, Moynier membantu pembentukan Institute of International Law di Jenewa yang kemudian dianggap sebagai tokoh pembela hak azasi manusia. Moynier sadar akan kabutuhan prioritas penyebaran makna hak azasi manusia secara luas.
3. Dr. Theodore Mounoir

Dr. Theodore Mounoir, seorang pendiri dan anggota Gerakan Palang Merah. Lahir di Jenewa pada tahu 1806 dan belajar kedokteran di Inggris dan Perancis. Dia menjadi ahli bedah dan anggota dari Dewan Kesehatan pada Komisi Kesehatan Lingkungan dan Kebersihan Masyarakat Jenewa. Talleyrand seorang Diplomat terkenal melihat bakat Mounoir dalam dunia diplomasi namun gagal membujuknya karena ia lebih memilih kedokteran.
Mounoir adalah teman Louis Appia, seorang pendiri Palang Merah seperti dirinya. Buku Sejarah ICRC ‘From Solferino to Tushima’ karya Pierre Boissier menggambarkan Mounoir sebagai seorang yang memiliki kualitas tinggi. Selain cerdas dia juga tampan, dan isi surat-suratnya mencerminkan ia mempunyai rasa humor yang tinggi.
Pemikirannya yang jelas dan akurat sangat membantu Dunant, Dufour, Moynier, dan Appia untuk mendirikan sebuah organisasi yang kemudian menjadi sebuah gerakan sukarela terbesar di dunia. Sampai dengan kematiannya pada tahu 1819, ia selalu disosialisasikan dengan ICRC.
4. Dr. Louis Appia
Dr. Louis Appia, Lahir pada tahun 1818 di Frankfurt dan memperoleh gelar Dokter di Heidelberg pada tahun 1843. Appia menaruh minat khusus pada perkembangan teknik bedah terhadap korban perang.Pada tahun 1859, pada suatu konflik, Appia memobilisasi sumber daya dan bantuan dana untuk menolong mereka yang terluka dan beliau sendiri bekerja di rumah sakit lapangan. Kerja sukarela untuk misi-misi seperti itu adalah bagian penting dari hidupnya.
Dua tahun kemudian Appia diangkat sebagai Medical Society di Jenewa. Kamudian pada tahun 1863 beliau diminta untuk bekerja didalam sebuah komisi yang membahas gagasan Henry Dunant bagi peningkatan kondisi tentara – tentara yang terluka di medan perang. Komisi ini kemudian menjadi ICRC. Pada bulan Oktober 1863, Appia menyarankan agar para sukarelawan di zona perang seharusnya memakai pita lengan putih untuk mengidentifikasi mereka. Jendral Dufour kemudian menyarankan agar semua tanda pita lengan Palang Merah saja yang digunakan.

KESEHATAN REMAJA

A. Kesehatan Reproduksi


Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara utuh baik secara fisik, mental, sosial dan terbebas dari sakit dan kecacatan yang berhubungan dengan system, fungsi dan proses reproduksi.
Puber
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah Puber, sebenarnya apa yang dimaksud dengan puber itu ? dan bagaimana proses itu bisa terjadi? Dalam masa ini kita sering kita merasa telah dewasa, pubertas akan dialami oleh semua manusia. Pubertas adalah proses dimana kita akan melewati pintu gerbang untuk masuki masa remaja dan meninggalkan masa kanak – kanak.
 
Namanya juga pintu gerbang, artinya sebelum remaja kita harus melalui masa pubertas, pada masa ini terjadi kematangan fisik dalam perubahan yang ada pada diri kita, tapi perubahan ini berbeda pada tiap orang dan waktunya pun tidak sama. Secara umum pubertas di mulai pada umur 8 tahun.

Pada laki – laki pubertas itu ditandai dengan perubahan fisik seperti tumbuhnya rambut di ketiak, di muka (kumis dan jenggot) serta tumbuhnya jakun yaitu adanya bagian menonjol pada leher. Selain itu suara menjadi besar, badan lebih berotot dan pada sifatnya dia akan merasa dirinya sudah gede. Dan biasanya baik pada laki – laki pernah dalam hidupnya mimpi indah atau mimpi basah.
Sedangkan pada perempuan ditandai dengan payudara membesar dan diwajibkan menggunakan BRA HOT, paha dan pinggul membesar dan tumbuh rambut di ketiak. Selain itu datangnya masa menstruasi (datang bulan). Menstruasi adalah adanya pematangan sel telur dalam waktu 28 hari dan karena tidak dibuahi oleh sperma maka sel telur tersebut akan lepas dan akhirnya dinding “luruh” karena tidak terjadi proses pembuahan.
B. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah penyakit – penyakit yang ditularkan melalui proses hubungan seksual (senggama). Proses hubungan seksual ini dikelompokkan menjadi Penyakit Hubungan Seksual (PHS).
Macam – macam Infeksi Menular Seksual (IMS)
1. Gonore (GO) atau Kencing Nanah
Penyebab kuman Gonokus
Masa tunas kuman 1 – 5 hari
Gejala :
  • Pada Pria timbul rasa gatal pada penis, keluar nanah, penis akan hancur.
  • Pada Wanita tanpa gejala awal namun bila sudah gawat akan mengalami radang kelenjar di labia mayora dan bisa menular pada bayi yang baru lahir yang mengakibatkan kebutaan.
  • Cara pengobatan dengan penisilin dan antibiotika lainnya.
2. Sifilis (Raja Singa)
Penyebab kuman Treponema Pallidum
Masa tunas kuman 2 – 4 minggu
Gejala :
  • Luka di kemaluan dan hilang pada beberapa hari
  • Demam tinggi dan sakit pada alat kelamin (kemaluan)
  • Timbul benjolan dikulit
  • Pelunakan tulang
  • Kerusakan sarap dan otot.
  • Pengobatan dengan penisilin dan antibiotik lainnya.untu pengobatan sebaiknya dilakukan lebih dini sehingga dapat sembuh dengan sempurna karena apabila terlambat maka penyakit ini akan sulit disembuhkan.
3. Ulkus Molle
Penyebab kuman Hemofilus
Gejala timbul benjolan merah dan skit di sekitar kemaluan.
Umumya penyakit ini tidak terlalu berbahaya.
4. Limfogranuloma
Penyebab Virus
Gejala timbulnya benjolan kecil diskitar kemaluan, mudah pecah dan menyebar kemana – mana.
Umumya penyakit ini tidak terlalu berbahaya
5. Herpes Genitalis
Penyebab virus Herpes
Gejala timbul berupa gelembung berair disekitar kemaluan
Umumya penyakit ini tidak terlalu berbahaya tetpi apabila ditulari penyakit lainnya akan menjadi berbahaya
6. Kondiloma Akuminata
Penyebab Virus
Gejala timbulnya banyak kutil disekitar kemaluan
Umunya penyakit ini tidak terlalu berbahaya.
7. Kandiasis Genitalis
Penyebab Jamur Candida Albicans
Tumbuh pada alat kelamin
Umumya penyakit ini tidak terlalu berbahaya
8. Trikomoniasis
Penyebab Parasit Trichomonas Vaginalis
Penyakit ini menyerang saluran kemih
Umumya tidak berbahaya
9. AIDS (Aquired Immune Deficiency Syndrome)
C. HIV AIDS
AIDS (Aquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penurunan kekebalan tubuh sehingga tubuh rentan terhadap penyakit lain yang mematikan.
Penyebab Virus HIV (Human Immuno deficiency Virus)
  • Masa awal 2 – 6 bulan
  • Masa tenang 2 – 10 tahun (rata – rata 5 tahun )
  • Masa AIDS 1 – 2 tahun
Gejala masa awal pembengkakan kelenjar bening, berkurang berat badan, berkeringat, diare dan beberapa infeksi ringan.
Tanda masa tenang secara fisisk kelihatan sehat (normal), namun perjalann HIV menghancurkan system kekebalan.
Tanda masa AIDS menghancurkan sebagian atau seluruh sytem kekebalan tubuh sehingga mulai nampak infeksi Opportunistik seperti :
  • Radang paru – paru
  • Kanker kulit
  • TBC
  • Penyakit syaraf
  • Penyakit saluran cerna
  • Dan berbagai penyakit lainnya dan sulit disembuhkan sehingga dapat menimbulkan kematian.
Penularan HIV
1.Melakukan senggama (hubungan kelamin)
  • HIV dipindahkan lewat cairan sperma atau cairan Vagina
  • Adanya luka dipihak penerima akan memperbesar kemungkinan penularan
  • Bersenggama tidak wajar (leawat dubur)
2.Lewat transfusi darah
  • Jika darah yang akan ditransfusikan telah terkena HIV
3.Melalui jarum suntik
  • Secara teoritis penggunaan Akupuntur (tusuk jarum), tatto dan tindikan
  • Penggunaan alat suntik atau injeksi yang tidak steril
  • Sering dipakai oleh pengguna narkoba suntikan
  • Suntikan oleh petugas kesehatan liar.
4.Penularan lewat kehamilan dan menyusui
  • Ibu hamil yang dalam tubuhnya terinfeksi HIV, menular ke janin melalui plasenta
  • Ibu menyusi menularkan HIV lewat cairan ASI
  • Resiko penularan ibu hamil dan menyusui berkisar 20% - 40%
Cara melindungi diri dari AIDS
(A) Absinence alias Puasa : Bagi yang belum menikah jangan dekat - dekat dengan senggama
(B) Be Faithful alias Setia Pasangan Hidup : Bagi yang sudah menikah hanya bersenggama dengan pasangannya
(C) Condom alias Kondom : Penggunaan kondom untuk memperkecil kemungkinan tertularnya PHS dan AIDS
(D) Drugs alias Obat - obatan : Jauhkan NAFZA khususnya secara suntikan bersamaan
Diambil dari CD materi PMR terbitan PMI Pusat

Senin, 22 November 2010

PERAWATAN KELUARGA ( PK )



1. Latar Belakang
Latar belakang adanya perawatan keluarga ini diawali dengan adanya kirsus keperawatan tahun 1950 yang diadakan oleh Rumah Sakit PMI Bogor yang kemudian kursus tersebut berkembang sampai kepada kursus Perawatan Keluarga. Pengertian Perawatan keluarga adalah perawatan yang dilakukan oleh anggota keluarga itu sendiri dengan menggunakan alat-alat yang ada di lingkungan keluarga itu dan sederhana tetapi hasilnya memuaskan.
2. Dasar Perawatan Keluarga
a. Mengapa Diperlukan PK?
  1. Pada umumnya mereka yang sakit senang bila ia berada di rumah di tangah keluarga daripada berbaring di RS dan dirawat oleh orang yang belum dikenal.
  2. Demi untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya transportasi.
  3. Dirawat oleh orang lain di sebuah kamar dapat mempengaruhi keadaan si sakit sehingga mempengaruhi penyembuhannya.
  4. Untuk meningkatkan kemandirian orang sakit dan keluargnya secara optimal.
b. Siapa Yang Melakukan PK?
  1. Pada dasarnya siapa saja dapat melakukan tugas PK asal sebelumnya diberi pengetahuan (berupa pendidikan PK) dan dilatih secukupnya.
  2. Sejak tahun 1950 PMI telah menyelenggarakan pendidikan latihan PK.
c. Sifat pribadi yang tepat untuk menerima pendidikan PK adalah:
  1. Mempunyai sifat kasih sayang yang tulus.
  2. Menaruh minat dan memiliki rasa kemanusiaan yang dalam.
  3. Ingin belajar dan berbakat dalam bidang perawatan.
d. Sikap dan Perilaku yang perlu dimiliki oleh pelaku PK
  1. Berperikemanusiaan yang jelas tampak dan sikap kesediaan untuk menolong yang akan memberi kesan tetang kepribadiannya.
  2. Bertanggungjawab, sifat ini harus tampak dari segala tindakan pelaku pk yang senantiasa berpedoman pada apa yang ia telah pelajari antara lain tidak akan melakukan tindakan yang merugikan si sakit maupun angggota keluraga yang lain.
  3. Selalu mengutamakan kebutuhan si sakit.
  4. Selalu bersikap terbuka terhadap tindakan yang akan dilakukan terhadap si sakit sera menerangkan/mendidik kelurga lain misalnya bagaimana hidup sehat
d. Prinsip kerja seorang pelaku PK
  1. Sikap yang baik seorang pelaku PK penting untuk memberi kesan baik tentang kepribadian.
  2. Menunjukkan memampuan kerja denga tenang, cepat dan tanpa ragu-ragu.
  3. Mempunyai sikap yang ramah, selalu tersenyum, bersedia untuk mendengar dan mampu untuk menenangkan si sakit.
  4. Berpirlah sebelum bertindak/bekerja.
  5. Jagalah kebersihan lingkungan dan ruangan si sakit, tetapi perlu juga memperhatikan diri sendiri.
  6. Catat selalu hasil pengamatan dan perawatan yang telah diberi secara pendek, lengkap dan jelas.
  7. Usahakan agar tidak menambah penderitaan si sakit.
  8. Jangan bertindak menyimpang dari peraturan dan perintah dokter/petugas kesehatan dan jangan keliru memberi obat.
  9. Jika dianggap perlu untuk merujuk si sakit ke puskesmas/RS diperlukan persiapan antara lain pakaian bersih dan alat toilet si sakit dan kemungkinan harus dihubungi petugas yang mengurus angkutan/ambulans.
  10. Bila ada sesuatu yang perlu dirahasiakan janganlah disampaikan langsung si sakit.
e. Peralatan yang diperlukan
  1. Perawatan yang dilakukan di rumah membutuhkan peralatan. Kita tidak boleh memaksakan untuk membeli peralatan seperti yang ada di RS. Dengan peralatan yang ada dan sederhana dapatlah kita menolong si sakit dengan cukup memuaskan.
  2. Perlengkapan kamar tidur.
  3. Tempat penyimpanan obat-obatan.
f. Penerapan
  1. Sebagai individu : Perlu mempersiapkan diri agar mampu dan mau melakukan PK untuk siapa saja yang membutuhkan.
  2. Sebagai anggota masyarakat : Menjelaskan kepada anggota masyarakat pentingnya PK. Dapat juga mengordinir disediakannya peralatan PK agar masyarakat sekitar dapat menggunakan secara bersama.
  3. Di lingkungan organisasi PMI : Turut berpartisipasi pada Tim PK PMI dalam kegiatan pelayanan sosialnya PMI misalnya untuk panti jompo.
  4. Pada saat bencana : Turut berpartisipasi pada Tim PK PMI dalam kegiatan di tempat penampungan sementara/pengungsian.
3. Kesehatan Dasar Keluarga
a. Kebersihan Diri
  1. Kebersihan diri merupakan factor penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan, agar kita selalu dapat hidup sehat.
  2. Menjaga kebersihan diri berarti juga menjaga kesehatan umum.
  3. Cara menjaga kebersihan diri :
  • Mandi setiap hari secara teratur
  • Tangan harus dicuci sebelum menyiapkan makanan dan minuman, sebelum makan, sesudah buang air besar atau buang air kecil.
  • Kuku digunting pendek dan bersih.
  • Kaki perlu dirawat dengan baik dan teratur.
  • Sikat gigi setiap habis makan.
  • Pakaian perlu diganti setiap habis mandi dengan pakaian yang sudah dicuci bersih dengan sabun, dijemur dan disetrika.
b. Kebersihan lingkungan
  1. Kebersihan lingkungan adalah suatu usaha menjaga lingkungan bersih, dan sehat sehingga dapat mencegah penularan penyakit
  2. Penularan penyakit terjadi bila ada hubungan anatara 3 mata rantai, yaitu: sumber penyakit, perantara penyakit dan orang yang lemah/peka terhadap serangan penyakit.
  3. Usaha meningkatkan kebersihan lingkungan dapat dilakukan bersama masyarakat dengan mengusahakan untuk memutuskan hubungan mata rantai tersebut agar tidak akan terjadi penularan.
  4. Kebersihan lingkungan dapat dicapai dengan:
  • Rumah harus sehat dan terpelihara.
  • Hewan peliharaan tidak berkeliaran di dalam rumah atau ditempat anak bermain terutama hewan yang berkutu
  • Sediakan tempat sampah yang tertutup dan buang sampah ditempatnya
  • Jaga kebersihan sumber air, MCK dan lingkungannya
  • Hindari genangan air/air hujan di sekitar rumah
  • Air limbah usahakan lancer alirannya.
4. Pelaksanaan Perawatan
Merawat orang sakit di rumah
a. Mencuci Tangan
1. Suatu keharusan bagi setiap perawat termasuk pelaku PK yang dilakukan:
  • Sebelum dan sesudah merawat orang sakit
  • Sebelum menyiapkan makanan dan minuman
  • Sesudah memegang barang-barang kotor dan memegang binatang
  • Sesudah buang air besar (b.a.b) atau buang air kecil (b.a.k)
2. Tujuan
  • Membersihkan tangan dari segala kotoran
  • Menjaga kesehatan pelaku
  • Mencegah penularan penyakit
  • Melatih suatu kebiasaan yang baik
b. Memakai Celemek
  1. Celemek adalah bentuk pakaian untuk menutup pakaian pelaku PK waktu menolong merawat si sakit, tanpa mengganggu gerak si pelaku.
  2. Tujuan:
  • Melindungi pakaian pelaku dari kotoran
  • Mencegah penularan penyakit
4. Mengukur Auhu
a. Mengukur suhu
Alat untuk mengukur suhu disebut termometer. Menurut skalanya ada 2 macam, yaitu: termometer celcius (lazim dipakai di Indonesia) dan termometer Fahrenheit (lazim dipakai di Amerika)
1. Bagian dari termometer
  • Tabung gas panjang, berbentuk persegi gepeng bundar atau persegi
  • Pipa gelas tempat turun naik air raksa
  • Skala yang menunjukkan derajat suhu
  • Reservoir tempat air raksa
2. Tujuan
  • Mengetahui suhu badan si sakit
  • Mengetahui adanya kelainan pada tubuh
  • Mengetahui perkembangan penyakit
  • Sebagai salah satu penyokong dalam membantu dokter dalam menentukan diagnosa
3. Tempat dan cara pengukuran suhu
3.1. Ketiak
  • Cuci tangan
  • Siapkan termometer
  • Beritahu si sakit
  • Keringkan ketiak dengan handuk/waslap
  • Tempatkan pangkal termometer di tengah ketiak di minta si sakit menjepitnya 10-15 menit, tangan yang lain membantu menekan bagian lengan yang menjepit termometer
  • Setelah 10-15 menit termometer dikeluarkan, dibaca sampai di mana naiknya air raksa dan dicatat.
  • Termometer dibersihkan, lalu disimpan
  • Cuci tangan
3.2. Dubur
  • Pengukuran suhu di dubur dilakukan:
- Pada bayi, anak, orang sakit parah
- Pada keadaan tertentu, misalnya:patah lengan,bagian ketiak di balut
- Atas petunjuk dokter
  • Pengukuran suhu di dibibir tidak boleh dilakukan pada:
- Orang sakit yang luka pada daerah dubur
- Orang sakit yang berpenyakit kelamin
  • Pelaksanaan :
  1. Cuci tangan
  2. Siapkan termometer dan minyak kelapa/vaselin
  3. Beritahu si sakit
  4. Miringkan si sakit,bebaskan pakaian yang menutupi bokong
  5. Kaki yang sebelah atas ditekuk kearah perut
  6. Oleskan pangkal termometer dengan minyak kela[a/vaselin untuk memudahkan memasukkan ke dalam anus. Hati-hati bila ada wasir
  7. Pisahkan bokong si sakit agar dubur terlihat, lalu pangkal termometer di masukkan
  8. Pegang termometer selama berada dalam anus selama 3 menit
  9. Keluarka termometer, baca dan catat di buku catatan harian
  10. Termometer dibersihkan lalu disimpan
  11. Cuci tangan
3.3. Mulut
  • Dilakukan pada orang sakit bila pada kedua tempat di atas tidak memungkinkan pemasangan thermometer.
  • Pengukuran suhu di mulut tidak boleh dilakukan pada:
- Orang sakit yang tidak sadar atau gelisah
- Orang yang berpenyakit milit,batuk pilek atau sesak nafas
- Bayi/anak yang masih kecil
  • Pelaksanaan :
  1. Cuci tangan
  2. Siapkan termometer
  3. Beritahu si sakit
  4. Si sakit diminta untuk membuka mulut
  5. Letakkan pangkal termometer di bawah lidah agak ke samping, di minta si sakit untuk menutup mulut dan bernafas melalui hidung
  6. Setelah 3 menit keluarkan termometer, baca dan catat di buku catatan harian
  7. Termometer dibersihkan lalu disimpan
  8. Cuci tangan
5. Menghitung Denyut Nadi
Menghitung denyut nadi adalah sama penting dengan mengukur suhu. Denyut nadi menjadi lebih cepat bila berada dalam ketakutan, gelisah, demam dan sesudah gerak badan
a. Denyut nadi dapat diraba pada :
  1. Leher
  2. Bagian muka telinga
  3. Dekat ujung tulang selangkang
  4. Sisi dalam dari lengan atas
  5. Lipatan paha
  6. Pergelangan tangan
  7. Denyut bayi sampai umur 1 tahun dapat diraba di ubun-ubun
b. Tujuan mengukur denyut nadi
  1. Mengetahui keadaan umum si sakit
  2. Mengetahui keadaan jantung
  3. Mengikuti perkembangan jalannya penyakit
  4. Membantu menentukan diagnosa
c. Jumlah denyut nadi rata-rata permenit
  1. Bayi baru lahir : + 130 - 160
  2. Bayi : + 110 - 130
  3. Anak umur 4-7 tahun : + 80 - 120
  4. Anak umur lebih 7 tahun : + 80 - 90
  5. Pria dewasa : + 60 - 80
  6. Wanita lebih banyak antara 10-15 denyutan.
Umumnya kecepatan denyut nadi meningkat bila suhu badan meningkat. Tiap kenaikan suhu 1 derajat C, denyut nadi akan bertambah 10-15 denyutan.
d. Pelaksanaan
  1. Cuci tangan
  2. Beritahu si sakit
  3. Si sakit duduk atau berbaring, lengan dikendurkan dengan ibu jari di sebelah atas. Cari nadinya dengan 3 jari si pelaku dipergelangan tangan si sakit kea rah ibu jari si sakit diantara urat-urat
  4. Hitung denyut nadi selama ½ menit, hasilnya dikalikan 2 dan dicatat dalam buku catatan harian
6. Menghitung Pernafasan
Satu kali pernafasan adalah 1 kali menarik nafas dan 1 kali mengeluarkan nafas
a. Tujuan menghitung pernafasan :
  1. Membantu menentukan diagnosa
  2. Mengetahui keadaan umum si sakit
b. Pelaksanaan
  1. Dihitung segera setelah menghitung denyut nadi. Jangan diberitahu si sakit akan dihitung pernafasannya dengan pergelangan si sakit tetap dipegang seolah-olah masih menghitung denyut nadi
  2. Diperhatikan apakah kedua sisi dada bergerak seirama, apakah terlihat adanya kesukaran dalam bernafas
  3. Hitung pernafasan selama ½ menit dan hasilnya dikali 2, catat dalam buku catatan harian
c. Jumlah pernafasan permenit
  1. Bayi baru lahir : 30-60
  2. Anak umur 1 tahun : 25-30
  3. Anak umur 2 tahun : 20-25
  4. Anak umur 15 tahun : 18 -20
  5. Pria dewasa : 16-18
  6. Wanita dewasa : 18-20
d . Perbandingan jumlah pernafasan dengan denyut nadi adalah 1: 4
7. Penataan Tempat Tidur Orang Sakit
a. Maksud dan tujuan
  1. Mempercepat penyembuhan
  2. Mencegah penyakit bertambah parah
  3. Memperkecil bahaya penularan
b. Syarat tempat tidur si sakit
  1. Panjang tempat tidur harus sepadan dengan panjang badan si sakit
  2. Ditempatkan pada bagian kamar yang tak banyak kena hembusan angin
  3. Terhindar dari cahaya yang menyilaukan, bau yang merangsang dan keributan
  4. Barang tenun (seprei,sarung bantal dsab) hendaknya diganti paling sedikit 2 kali seminggu, kecuali bila basah atau kotor maka harus segera diganti.
c. Peralatan
  1. Tempat tidur + kasur + bantal
  2. Kain seprei + sarung bantal
  3. Kain perlak + kain alas perlak
  4. Selimut
8. Perawatan Sehari-hari di Rumah
1. Menolong si sakit B.A.B / B.A.K di atas tempat tidur
Di Indonesia biasanya orang sakit selama masih dapat berjalan akan berusaha untuk pergi ke kamar kecil untuk B.A.B / B.A.K. sebenarnya hal ini tidak dibenarkan karena si sakit membuang tenaga yang ia perlukan untuk melawan penyakitnya. Perlu diketahui, bahwa antara orang sakit pria dan wanita cara menolongnya berbeda.
  • Wanita : alat kelamin bagian luar dan dalam dihubungkan oleh sebuah saluran yang sangat pendek jaraknya, sehingga sangat mudah terkena infeksi. Untuk b.a.b dan b.a.k menggunakan sebuah tempat yang disebut pasu najis.
  • Pria : untuk b.a.b dan b.a.k dapat hanya menggunakan sebuah labuh kemih, semacam botol.
a. Peralatan
  1. Pasu najis beserta tutupnya
  2. Labu kemih untuk pria
  3. Bamboo/botol berisi air
  4. Kertas toilet
  5. Alas bokong (perlak beserta alasnya)
  6. Bel
  7. Bangku kecil untuk pasu najis
  8. Handuk, sabun, bedak
  9. Air untuk mencuci bokong
2. Menyeka / memandikan si sakit di tempat tidur
a. Tujuan
  1. Memberikan perasaan enak dan segar kepada si sakit
  2. Membersihkan kotoran yang melekat pada tubuhnya
  3. Membantu memperlancar peredaran darah
  4. Melatih otot-otot secara aktif dan pasif
  5. Mencegah terjadinya lecet
b. Peralatan
  1. 2 baskom (untuk menyabun + membilas)
  2. Air hangat dalam cerek dan air dingin dalam ember + gayung
  3. 2 waslap + 2 handuk besar
  4. 1 ember yang agak besar untuk menampung air
  5. Sabun mandi dalam tempatnya, talk dan kamfer spiritus,alat bersolek, alat cukur dan sisir
  6. Pakaian si sakit yang bersih
  7. Tempat/keranjang untuk pakaian kotor
  8. Bila perlu disediakan lbu kemih dan pasu najis, botol berisi air untuk cebok
3. Mencuci rambut si sakit di tempat tidur
a. Tujuan
  1. Memberikan perasaan segar dan senang kepada si sakit
  2. Menghilangkan kotoran yang melekat pada kepala si sakit
  3. Agar rambut tetap bersih, rapi dan terpelihara
b. Peralatan :
  1. Baki yang berisi sisir, 1 handuk, 1 waslap, shampo, alas(handuk + perlak
  2. Talak plastik yang dapat diganti dengan pelepah pisang/sebuah perlak yang digulung
  3. Ember berisi air hangat kuku, gayung bermulut lancip/kobokan
  4. Ember kosong
  5. Kain pel
  6. Cadangan air panas dalam cerek dan air dingin dalam ember
  7. Alat pengering rambut atau kipas
9 . Merubah Posisi Tidur Orang Sakit
Seorang pelaku PK harus pandai menolong si sakit duduk , berbalik, merubah posisi tidurnya, mengangkatnya, menolong turun / naik tempat tidur dengan cara teratur.
Merubah sikap tidur si sakit adalah hal yang sangat penting, karena dapat menghindari :
  1. Bahaya lecet pada tubuh
  2. Ketegangan pada sendi-sendi
  3. Bahaya timbulnya cacat
  4. Memperbaiki peredaran darah
a. Meminggirkan atau menengahkan si sakit
Meminggirkan adalah menggeser si sakit dari tengah ke pinggir tempat tidur, sedangkan menengahkan adalah menggeser si sakit dari pinggir ke tengah tempat tidur.
b. Memiringkan si sakit
Memiringkan adalah membentuk posisi si sakit menjadiposisi miring.
Untuk memiringkan si sakit ke kanan, maka dilakukan dari arah saebaliknya/berlawanan. Begitu juga jika memiringkan posisi si sakit dari arah kiri.
c. Memindahkan si sakit
Bila sakit seorang dewasa yang gemuk, maka untuk mengangkatnya sebaiknya dilakukan berdua atau bertiga. Jangan coba melakukan sendiri, karena akibatnya mungkin si sakit merasa lebih sakit atau mungkn terjatuh.
d. Menolong si sakit turun dari tempat tidur, berjalan ke kursi dan kembali ke tempat tidur. Bila si sakit yang telah berbaring lama di atas tempat tidur mulai sembuh, maka dokter akan memerintahkan agar ia didudukkan. Mula-mula duduk dipinggir tempat tidur dengan kaki yang diayun-ayunkan, kemudia di atas kursi dalam ruangan si sakit. Peristiwa ini merupakan hal yang menggembirakan bagi si sakit, sehingga ia akan memberikan bantuaanya. Tetapi si sakit kecewa bila mulai duduk atau berjalan, merasa psing, kaki berat dan lemas. Oleh sebab itu, hal ini perlu dilakukan secara bertahap.
Peralatan
  1. Kursi yang memakai sandaran untuk lengan
  2. Bantal untuk menopang punggungnya
  3. Selimut
  4. Sandal yang ringan
  5. Bila perlu dingklik/kursi pendek dan bel
9. Penyajian Makanan dan Pemberian Obat
a. Penyajian makanan kepada pasien
Makanan berguna untuk memberikan zat-zat makanan yang cukup utnuk memelihara kesehatan, memulihkannya bila sakit, menghasilkan tenaga untuk melaksanakan berbagai kegiatan pertumbuhan dan perkembangan jiwa serta raga.
b. Cara menyajikan makanan
  1. Makanan disajikan di atas sebuah baki yang berisi alas supaya rapi. Di atas baki ada piring, sendok dan garpu, gelas yang berisi air minm dengan tatakan dan tutupnya dan serbet/lap.
  2. Cocokkan makanan sesuai dengan pantangan, rasa disesuaikan denga selera sejauh tidak bertentangan dengan pantangan.
  3. Makanan dijaga agar tidak dihinggapi lalat
  4. Piring jangan di isi penuh, karena dapat mengurangi selera makan si sakit.
  5. Sayuran dan lauk pauk diletakkan terpisah dalam piring kecil diatur secara baik dengan sedikit variasi.
  6. Sedapat mungkin makanan disajikan dalam keadaan hangat.
  7. Waktu makan ditentukan
  8. Agar menarik diberi jambangan kecil dan diberi bunga, kepada anak-anak diberi mainan.
  9. Bila dapat makan sendiri, digunakan meja kecil yang diberi alas
  10. Selesai makan, baki dan isinya diangkat dan dibawah keluar kamar.
c Beberapa jenis makanan khusus
  1. Makanan lunak untuk orang panas atau sakit mulut/tenggorokan
  2. Makanan untuk orang diare
  3. Makanan rendah lemak untuk orang sakit kuning
  4. Makanan rendah garam untuk orang sakit busung/uderma
  5. Makanan tanpa gula untuk orang sakit kencing manis
11. Pemberian Obat Kepada Orang sakit
a. Tujuan
  1. Mempercepat penyembuhan
  2. Mengurangi penderitaan
b. Bentuk obat
  1. Pil
  2. Tablet
  3. Kapsul
  4. Salep
  5. Obat cair
  6. Puyer/serbuk
c. Etiket/label
  • Biasanya diletakkan pada botol, dus, kantong plastik, dsb yang memberi petunjuk tentang pemakain obat
  • Warna etiket :
1) Etiket putih : merupakan obat dalam (untuk diminum)
2) Etiket biru : merupakan obat luar (tidak boleh ditelan)
3) Etiket hitam dan biasanya bergambar tengkorak: merupakan obat berbahaya (obat keras atau racun)
12. Perawatan Bayi
a. Kondisi bayi
  1. Nadi : Kurang lebih 140 denyutan permenit pada waktu lahir
  2. Pernafasan : Kurang lebih 33 – 40 gerakan permenit
  3. B.a.b : 3 – 4 kali dalam waktu 24 jam pada bulan pertama. Warnanya hitam dan agak lengket, akan berubah menjadi lembek kekuning-kuningan bila si bayi mulai menetek
  4. Berat badan : Seorang bayi rata-rata mempunyai berat badan sekitar 3 kg waktu lahir. Dalam waktu beberapa hari ia akan kehilangan berat sampai 300 gram, tapi dalam waktu 2 minggu diharapkan berat badannya akan kembali seperti pada waktu dilahirkan.
  5. Kulit : Pada waktu lahir, biasanya kulit bayi diliputi lemak putih kekuning-kuningan, warna kulitnya merah muda
  6. Penglihatan : Baru mampu pada awal bulan ke 2
  7. Pendengaran : Baru mampu pada awal bulan ke 4
  8. Tidur : Pada bulan pertama bayi tidur 18 – 22 jam sehari, kalau basah atau haus/lapar ia akan bangun dan menangis
b. Makanan
Makanan yang terbaik adalah ASI yang akan membuat bayi tumbuh baik dan sehat. Bila ASI kurang, maka dokter akan menambah dengan susu buatan yang cocok
c. Pemeriksaan
Pada usia 2 minggu bayi sebaiknya dibawa ke dokter atau bidan untuk diperiksa berat badannya dan apakah keadaan pusarnya baik. Juga untuk menerima nasihat mengenai pertumbuhan bayi, kekebalan dan makanan tambahan.
d. Memandikan Bayi
  • Di daerah panas bayi dimandikan pagi dan sore, di daerah pegunungan cukup sekali sehari misalnya sore saja. Sebaiknya waktu mandi ditentukan, agar tidak seorangpun dapat mengganggu pelaksanaan tugas ini.
  • Peralatan
  1. Satu buah handuk
  2. Dua buah waslap
  3. Ember / baskom berisi air hangat kuku
  4. Pakaian untuk ganti
  5. Sabun
  6. Bedak
  7. Alkohol, iodinepovidon dan kasa untuk komprse (untuk bayi yang belum lepas tali pusarnya)